Pengertian Bisnis dan Tujuannya serta Pentingnya Etika dalam Berbisnis

Di postingan AneIqbal kali ini akan dibahas tentang pengertian bisnis dan tujuannya. Kemudian menyinggung juga pentingnya etika dan yang tak kalah penting adalah bagaimana proses perencanaan bisnis dilakukan. Berikut pembahasan lengkapnya mengenai pengertian bisnis dan topik terkaitnya.

Pengertian Bisnis

Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Griffin dan Ebert berpendapat bahwa bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Jenis-Jenis Kegiatan Bisnis

  • Produksi, adalah kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
  • Distribusi, adalah aktivitas bisnis yang melakukan pemindahan barang atau jasa dari satu tempat ke tempat lainnya.
  • Konsumsi, adalah kegiatan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen. Aktifitas konsumsi mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan permintaan terhadap barang dan jasa yang ditawarkan. Kemampuan tersebut dilihat dari seberapa besar penjualan yang diperoleh perusahaan.

Karakteristik Sistem Bisnis

  • Kompleksitas dan Keanekaragaman
    Misalnya berupa kelompok industri dari berbagai macam sektor.
  • Saling ketergantungan
    Saling membutuhkan diantara perusahaan, output yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan menjadi input bagi perusahaan lain. Hubungan ketergantungan dalam istilah ekonomi disebut sebagai industri hilir dan industri hulu
  • Perubahan dan Inovasi
    Diperlukan oleh bisnis karena menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Perubahan ini demi memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen.

Tujuan dari Bisnis

  1. Untuk memperoleh laba
  2. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
  3. Untuk meningkatkan ekspansi atau meluaskan perusahaan
  4. Untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
  5. Untuk menyejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
  6. Untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

Pengertian Etika Bisnis dan Etika

Boone dan Kurtz mengatakan bahwa etika bisnis adalah standar perilaku dan nilai-nilai moral yang mengontrol tindakan serta keputusan di lingkungan pekerjaan.

Griffin dan Ebert mengatakan bahwa etika adalah keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah atau tindakan yang baik dan buruk yang memengaruhi hal lainnya.

Secara umum etika dapat diartikan sebagai berikut:

  • Ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana patutnya hidup dalam msyarakat.
  • Pilihan apa yang baik dan apa yang buruk.
  • Segala ucapan senantiasa harus berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan tentang perikeadaban hidup dalam arti yang seluas-luasnya.

Perilaku Etis dan Tidak Etis

Perilaku etis adalah perilaku yang mencerminkan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang berbahaya.

Sedangkan perilaku tidak etis adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang berbahaya.

Langkah Sederhana Melakukan Penilaian Perilaku Etis terhadap Aktifitas Bisnis

Berikut 3 langkah sederhana untuk melakukan penilaian perilaku etis dari suatu aktifitas bisnis, yaitu:

  1. Mengumpulkan informasi relevan yang sesungguhnya.
  2. Menganalisis fakta-fakta untuk menetapkan nilai moral yang paling sesuai.
  3. Membuat keputusan etik berdasarkan pada kebenaran.

4 Norma Etik

  1. Kegunaan (utility), apakah suatu tindakan mengoptimalkan manfaat atau pengaruh terbaik?
  2. Hak (rights), apakah suatu tindakan menghargai hak-hak individu yang terlibat?
  3. Keadilan (justice), apakah suatu tindakan itu konsisten dengan apa yang kita anggap fair?
  4. Kepedulian (caring), apakah suatu tindakan itu konsisten dengan tanggung jawab seseorang terhadap yang lainnya?

Tujuan Etika

Tujuan etika adalah untuk orientasi ketika seseorang dihadapkan pada suatu hal yang harus dia putuskan baik untuk menilai maupun bertindak.

Pentingnya Perencanaan Bisnis

Menurut Z. Heflin Frinces dalam “Business Plan, Konsep dan Implementasi”, keberhasilan dalam hal apa pun, menurut kaidah umum, tidak begitu mudah didapatkan, diperlukan kerja keras, serius, tekun, dan penuh perhitungan dengan berlandaskan pada suatu perencanaan yang matang, teliti, akurat, dan seksama.

Terlebih lagi dalam meraih kesuksesan di bidang bisnis, seseorang atau perusahaan harus mempersiapkan terlebih dahulu perencanaan bisnis yang baik yang dinilai strategis dalam menjalankan dan mengendalikan bisnis yang ditekuni. Karena fungsi perencanaan bisnis atau rencana bisnis merupakan alat bantu yang diperlukan untuk semua jenis bisnis.

Perencanaan bisnis sangat penting bagi para wirausaha dan orang-orang yang terlibat di dalam dunia bisnis karena beberapa pertimbangan berikut:

  • Meningkatkan peluang untuk sukses
  • Mengembangkan misi bisnis
  • Menentukan pesaing utama
  • Menentukan cara yang benar dalam mengelola bisnis
  • Menentukan penghalang dalam bisnis
  • Sebagai alat pencapaian

Dasar-Dasar Perencanaan Bisnis

Ketika kita akan melangkah untuk terjun di dalam bisnis, yang terbentang dalam benak pikiran kita adalah betapa banyak keputusan kecil yang harus dibuat dan betapa banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menjadi seorang pebisnis yang tangguh atau pengusaha yang sukses.

Pola pikir semacam ini akan membebani gerak langkah kita sebelum kita memulai berbisnis.

Hindarkan beban pikiran semacam ini, namun kita hendaknya langsung melakukannya selangkah demi selangkah, dengan demikian kita bisa cermat dalam menimbang seluruh pilihan yang jumlahnya begitu banyak untuk dipilah kemudian dituangkan ke dalam sebuah perencanaan bisnis.

Perencanaan Bisnis Sebagai Alat Manajemen

Sebuah perencanaan bisnis bisa dijadikan suatu alat menejemen yang sangat berharga, dengan menjadikan sebagai pedoman atau panduan untuk menjalankan bisnis yang kita geluti.

Sebab, perencanaan itu telah memaksa kita untuk melakukan pekerjaan rumah dengan mencurahkan semua kemampuan pikiran kita terhadap setiap area yang berhubungan dengan perusahaan kita.

Mulai dari struktur perusahaan, operasional, barang atau jasa yang akan diproduksi, pemasaran yang kompetitif hingga prospek masa depan perusahaan.

Kita dituntut untuk meneliti berbagai faktor dan fungsi yang ada pada perusahaan di mana sebelumnya kita telah menuangkannya ke dalam sebuah perencanaan bisnis.

Karena itu, sebuah perencanaan bisnis sebagai sebuah alat manajemen bagi organisasi bisnis dalam menjalankan mekanisme kerjanya setidaktidaknya memenuhi beberapa hal sebagai berikut:

  • Ada perencanaan yang dijalankan
  • Penemuan perencanaan
  • Mematangkan filosofi hidup
  • Mengembangkan visi strategis
  • Mengidentifikasi peningkatan
  • Mencegah kekacauan
  • Menghindari kesalahpahaman

Perencanaan Bisnis dan Posisi Kita di Pasar

Setelah kita memahami target pasar kita, kita bisa mulai dengan menjelaskan bagaimana kita akan menjangkau target ini, dan pesan apa yang akan kita gunakan untuk mendapatkan pertimbangan kosumen agar membelanjakan uangnya pada bisnis kita. Dengan kata lain, kita harus menjelaskan rencana perusahaan kita.

Sebagai contoh; dua rumah makan di mana masing-masing pemiliknya menggunakan pendekatan dengan cara yang sangat berbeda untuk menarik konsumen.

Seseorang boleh saja memutuskan bahwa rumah makan yang didirikan untuk skala atas dengan kesan yang eksklusif, sedangkan lainnya juga boleh memutuskan bahwa konsumen yang dibidik adalah orang-orang yang menyukai suasana yang terkesan lebih formal dan beranggapan melakukan aktivitas makan malam seperti di rumahnya sendiri.

Sebagai tambahan terhadap analisa yang kita lakukan terhadap konsumen kita dan apa yang mereka inginkan, maka strategi pemasaran kita setidak-tidaknya melibatkan empat komponen, sebagai berikut:

  1. Apa saja produk atau jasa kita?
  2. Mengapa konsumen menginginkan produk atau jasa kita?
  3. Apa yang spesial dari produk atau jasa kita?
  4. Mengapa produk atau jasa kita dinilai lebih baik dari pada produk atau jasa yang serupa yang ada di pasar?

Pengertian Pemangku Kepentingan dan Lingkungan Bisnis

Pemangku kepentingan adalah kelompok maupun perseorangan yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan mereka atau pencapaian perusahaan yang dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan pada saat perusahaan mengejar tujuannya. Yang termasuk dalam pemangku kepentingan mencakup:

  • Kelompok kepentingan publik
  • Kelompok yang melakukan aktifitas protes (protest group)
  • Pegawai pemerintah
  • Asosiasi perdagangan
  • Pesaing
  • Serikat pekerja dan karyawan
  • Pelanggaan pada segmen tertentu, dan
  • Pemegang saham

Stakeholders dalam Bisnis

Stakeholders dalam bisnis adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis. mereka melakukan interaksi satu sama lain dalam proses kegiatan bisnis dan menganggung dampak dari kegiatan bisnis tersebut.

Kategori Stakeholders

Kumar dan Subramanian serta Fotler et al dalam Solihin, 2009:59 mengklasifikasikan stakeholders menjadi 3 jenis, yaitu internal stakeholders, interface stakeholders, dan external stakeholders.

  • Internal Stakeholders
    Terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan.
  • Interface Stakeholders
    Terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, dan bukan pula karyawan perusahaan. Namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
  • External Stakeholders
    Mereka yang melaksanakan fungsi organisasi secara internal maupun external atau mereka yang menjadi penghubung antara organisasi dengan lingkungannya.

Pihak yang Memiliki Kepentingan Utama dalam Bisnis

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama dalam bisnis antara lain:

  • Pemilik, adalah seseorang atau lebih yang memiliki ide bisnis tentang suatu barang atau jasa. Mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan). Mereka mengorganisasi, mengelola, dan menanggung segala resiko bisnis.
  • Karyawan, adalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.
  • Kreditor, adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman umumnya mengajukan persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat waktu sesuai jumlah.
  • Pemasok, adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu.

Lingkungan Bisnis

Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan, maka lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

  • Lingkungan internal
  • Lingkungan eksternal

Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah sumber daya manusian fisik yang memengaruhi kinerja bisnis secara langsung. Lingkungan ini terdiri atas:

  1. Karyawan (tenaga kerja/SDM)
  2. Manajemen (keahlian pengelola)
  3. Pemegang saham (stakeholders)
  4. Modal dan peralatan fisik (dana, mesin, gedung)
  5. Informasi

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial memengarhui kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari 2 komponen, yaitu:

  1. Lingkungan Khusus
    Lingkungan khusus terdiri atas; konsumen, pemasok, pesaing, kreditor.
  2. Lingkungan Umum
    Lingkungan umum terdiri atas: kondisi ekonomi, kondisi politik dan hukum, kondisi sosial budaya, kondisi demografi, teknologi, dan globalisasi.

Pengertian Tanggung Jawab Sosial

Griffin dan Ebert mengatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah usaha suatu bisnis untuk menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, termasuk konsumen, pesaing, karyawan, dan investor.

Sedangkan Boone dan Kurtz mengatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

Dapat disimpulkan tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya.

Perusahaan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholdernya (individu atau kelompok yang sangat terkait langsung terhadap kinerja perusahaan) dengan mengonsentrasikan perilaku etisnya pada lima kelompok utama, yaitu konsumen, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal dimana bisnis berada.

  • Konsumen
    Bisnis bertanggung jawab sosial pada konsumennya dengan menjaga kejujuran dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang wajar, garansi, memenuhi komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual.
  • Karyawan
    Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari tim, dan menghargaii martabat dan kebutuhan manusiawinya.
  • Investor
    Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada pemegang saham mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang saham dan investasi.
  • Pemasok
    Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik agar terciptanya kerja sama saling menguntungkan sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Dengan begitu, kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar.
  • Komunitas Lokal
    Perusahaan mengadakan kerja sama dengan komunitas lokal mengadakan program-program sosial seperti bakti sosial, beasiswa, pengobatan gratis, dan sebagainya.

Area Tanggung Jawab Sosial

  • Tanggung jawab ke depan terhadap konsumennya
  • Tanggung jawab ke depan terhadap karyawannya
  • Tanggung jawab ke depan terhadap investornya
  • Tanggung jawab ke depan terhadap lingkungannya

Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial

  1. Tanggung jawab sosial harus dimulai dari tingkatan manajemen puncak, karena tanpa dukungan dari manajemen puncak tidak akan ada program yang berjalan dengan sukses.
  2. Sebuah komite atau panitia yang terdiri dari manajer-manajer puncak harus mengembangkan sebuah rencana yang merinci tingak dukungan manajemen.
  3. Seorang eksekutif atau manajer harus bertanggung jawab dalam pengimplementasian program yang telah direncanakan.
  4. Terakhir perusahaan harus melakukan audit sosial, yaitu analisis sistematis mengenai penggunaan dana dan pencapaiannya terhadap tujuan tanggung jawab sosialnya.

Demikian pembahasan pengertian bisnis dan topik seputar lainnya. Semoga tidak kepanjangan ya dan semoga bisa menambah referensi Anda untuk mempelajari pengertian bisnis.

Share yuk, ke:

Leave a Comment