Kalimat Efektif dan Tidak Efektif (+Contohnya)

Postingan AneIqbal kali ini akan membahas kalimat efektif dan tidak efektif. Mulai dari pengertiannya, syaratnya, dan contoh-contohnya. Di samping itu akan dibahas juga penyebab kalimat efektif dan penyebab kalimat tidak efektif.

Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara singkat, jelas, dan tepat serta dapat diterima maksud dan tujuannya sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.

Jelas berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Singkat berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata. Tepat berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Perlu dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya.

Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”

Syarat Kalimat Efektif

Untuk membuat kalimat yang efektif, ada beberapa syarat yang perlu kita perhatikan.

1. Kesepadanan Struktur

Berasal dari keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa. Caranya yaitu:

a. Tidak menempatkan kata depan di awal subjek

syarat kalimat efektif

b. Menghindari subjek ganda (2 subjek dalam kalimat tunggal)

c. Tidak menjadikan anak kalimat sebagai kalimat tunggal

syarat syarat kalimat efektif

d. Tidak menempatkan kata yang di depan predikat

syarat-syarat kalimat efektif

2. Keparalelan Bentuk

Rincian dalam kalimat efektif disusun dalam bentuk yang paralel. Contohnya:

  • Langkah yang diperlukan adalah menyediakan lapangan kerja dan pemberian kursus singkat. (salah)
  • Langkah yang diperlukan adalah menyediakan lapangan kerja dan memberikan kursus singkat. (betul)
  • Cara penanggulangan yang diperlukan adalah penyediaan lapangan kerja dan pemberian kursus singkat. (betul)

3. Ketegasan Makna

Suatu perlakuan untuk menonjolkan ide kalimat. Caranya yaitu:

a. Meletakan kata yang ditonjolkannya di awal kalimat. Contohnya:

  • Bekerja sama memerlukan keterbukaan hati untuk menghargai orang lain.
  • Keterbukaan hati diperlukan untuk bekerja sama.
  • Hasil kerja sama jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hasil perseorangan.
  • Kesempurnaan lebih mudah dicapai lewat kerja sama daripada hanya lewat upaya perseorangan.

b. Membuat urutan kata secara bertahap

  • Kemarin, hari ini, esok, dan hari-hari selanjutnya diharapkan Anda tetap memilih produk kami.
  • Tua atau muda, besar ataupun kecil, kesemuanya dapat memanfaatkan produk ini.

c. Melakukan pengulangan kata

  • Kami selalu mengutamakan mutu, kami selalu mengutamakan kepuasan Anda.
  • Kepercayaan Anda adalah tujuan kami, kepercayaan Anda adalah kebanggaan kami.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

  • Bukah hanya perubahan besar yang kami layani, pembeli perorangan pun tetap kami layani dengan kesungguhan hati.
  • Kami tidak mejual janji, tetapi kami memberikan bukti.

e. Mempergunakan partikel penekan (penegasan)

  • Andalah yang kami pilih sebagai mitra kami.
  • Dari semua produk yang bereda di pasaran, produk kamilah yang dipilih oleh tujuh puluh persen responden.

4. Kehematan Kata

Hemat di dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Penghematan dilakukan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Caranya yaitu:

a. Menghilangkan subjek yang berulang

  • Para peserta tampil penuh semangat karena mereka ingin memenangkan lomba.
  • Para peserta tampil penuh semangat karena ingin memenangkan lomba.

Kalimat dihemat dengan menghilangkan subjek mereka yang merupakan kata pengganti dari subjek para peserta.

b. Menghilangkan salah satu dari dua kata yang berdampingan karena maknanya sudah tercakup

  • batu kerikil >> kerikil (makna batu sudah tercakup dalam kata kerikil)
  • besi baja >> baja (makna baja sudah tercakup dalam kata baja)
  • bara panas >> bara (makna panas sudah tercakup dalam kata bara)

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat

  • naik ke atas >> naik atau ke atas (ke atas bermakna sama dengan kata naik)
  • hanya saja >> hanya atau saja (hanya bermakna sama dengan kata saja)
  • tinggi semampai >> tinggi atau semampai (tinggi bermakna sama dengan semampai)

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang bermakna jamak

Contoh kata yang bermaka jamak:

  • Tetamu
  • Masyarakat
  • Hadirin
  • Warga

Contoh kata yang menjamakkan kata yang didampinginya:

  • Para
  • Warga

Simak juga: praktik atau praktek

5. Kecermatan Penalaran

Kalimat idak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata. Contoh kalimat bermakna ganda:

  • Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapat beasiswa.

Diperjelas menjadi:

  • Mahasiswa yang terkenal itu mendapat beasiswa
  • Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu mendapat beasiswa

6. Kepaduan Gagasan

Informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Memiliki subyek, preikat, serta unsur-unsru lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.

a. Mencerminkan cara berpikir yang sistematis dan tidak bertele-tele. Contoh kalimat yang kurang sistematis dan bertele-tele:

  • Sebelum menulis sebuah tulisan ilmiah kita perlu membuat garis besar tulisan agar dapat menjadi pedoman. Sebelum itu, perlu pula didahului dengan kajian pustaka ataupun kajian lapangan. Tahap berikutnya tuangkan gagasan dalam bentuk tulisan apa adanya tanpa terpaku pada aturan yang baku.

b. Tidak menyisipkan kata tentang atau daripada di antara predikat kata kerja dan objek penderita.

  • membicarakan tentang
  • membahas daripada

7. Kelogisan Bahasa

Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan. Contoh kalimat yang tidak logis:

  • Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami mengucapkan terima kasih

Perbaikan:

  • Kami menunggu kabar lebih lanjut. Terima kasih atas perhatian yang Saudara berikan.

Contoh Kalimat Efektif

  1. Karena jumlah peserta tidak memenuhi persyaratan minimal, acara ini terpaksa kami tunda.
    Kalimat tidak efektif: Berhubung satu dan lain hal, acara ini terpaksa ditunda.
  2. Para peserta diminta menandatangani daftar hadir lebih dulu.
    Kalimat tidak efektif: Bagi para peserta diminta menandatangani daftar hadir lebih dulu.
  3. Tanda kelulusan adalah sertifikat.
    Kalimat tidak efektif: Sebagai tanda kelulusan adalah sertifikat.
  4. Makalah ini kami buat dengan bekerja sama dalam tim.
    Kalimat tidak efektif: Pembuatan makalah ini kami bekerja sama dalam tim.
  5. Saya sudah siap ketika kesempatan beasiswa itu datang.
    Kalimat tidak efektif: Saya sudah siap. Ketika kesempatan beasiswa itu datang.
  6. Kewajiban dijalankan dengan sungguh-sungguh.
    Kalimat tidak efektif: Kewajiban yang dijalankan dengan sungguh-sungguh.

Kalimat Tidak Efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memenuhi syarat kalimat efektif yang sudah disebutkan di atas. Suatu kalimat dikatakan tidak efektif bila kalimat tersebut mengandung unsur pleonastis, penggunaan imbuhan yang tidak tepat, ataupun kalimat yang menggantung, dan masih banyak lagi.

Penyebab Kalimat Menjadi Tidak Efektif

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat

  • Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
    (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya)
  • Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
    (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan)

2. Penggunaan kata berlebih (Pleonastis) yang mengganggu struktur kalimat

  • Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
    (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah)
  • Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
    (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau

  • Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
    (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
  • Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
    (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya)

4. Kalimat tak selesai

  • Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
    (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
  • Rumah yang besar yang terbakar itu.
    (Rumah yang besar itu terbakar)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku

  • Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
    (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk)Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
  • Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
    (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang)
  • Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
    (Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional)
  • tau ➜ tahu
  • negri ➜ negeri
  • kepilih ➜ terpilih
  • faham ➜ paham
  • ketinggal ➜ tertinggal
  • himbau ➜ imbau
  • gimana ➜ bagaimana
  • silahkan ➜ silakan
  • jaman ➜ zaman
  • antri ➜ antre
  • trampil ➜ terampil
  • disyahkan ➜ disahkan

6. Penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana (pengaruh bahasa asing)

  • Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
    (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik)
  • Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
    (Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh)
  • Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
  • Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
  • Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

Simak juga: pengertian diksi

7. Penggunaan kata daripada yang tidak tepat

  • Seorang daripada pembantunya pulang ke kampung kemarin.
    (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin)
  • Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
    (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya)

8. Pilihan kata yang tidak tepat

  • Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
    (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti

  • Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.

Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

  • (Seharusnya: Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah)

Contoh lainnya:

  • Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?

  • (Seharusnya: Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. Pengulangan kata yang tidak perlu

  • Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
    (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan)

11. Kata kalau yang dipakai secara salah

  • Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
    (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya)

12. Salah nalar

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:

  • Bola gagal masuk gawang.
    (Bola tidak masuk gawang)

Contoh Kalimat Tidak Efektif

  1. Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
    Kalimat efektif: Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
  2. Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
    Kalimat efektif: Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.
  3. Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
    Kalimat efektif: Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
  4. Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
    Kalimat efektif: Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.
  5. Bukunya ada di saya.
    Kalimat efektif: Bukunya ada pada saya.
  6. Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
    Kalimat efektif: Operasi yang dijalani Reagan berdampak buruk.
  7. Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
    Kalimat efektif:
    1. Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi.
    2. Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.
  8. Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
    Kalimat efektif: Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.
  9. Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
    Kalimat efektif: Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh
  10. Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
    Kalimat efektif: Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih

Bagaimana menurut Anda pembahasan di atas? Sudah cukup jelas dan lengkapkah? Semoga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda. Demikian bahasan kalimat efektif dan tidak efektif ini beserta syarat dan contohnya. Semoga bisa bermanfaat untuk Anda.

Share yuk, ke:

Leave a Comment